Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu selalu kamu meragu-ragukannya

Kemarin sore saya bertemu seorang bapak yang sudah tua, yang dalam percakapan kami ia berkata kurang lebih seperti ini: "Iya, kita beribadah untuk bekal kita kelak di akhirat... ndean (mungkin)" ketika mengatakan kata "ndean" ini dia tertawa seperti menghilangkan kekakuan dalam pembicaraan atau seperti diucapkan untuk sesuatu hal yang lucu
..
Saya berpendapat jika kata penutupnya itu untuk menghilangkan kekakuan mungkin karena ia takut ditertawakan sebagai orang yang beriman yang kolot dan tidak bermasyarakat?. Dan jika perkataan penutupnya itu untuk sesuatu yang ia anggap lucu, maka niscaya dia telah berbuat kedosaan.

Tetapi yang pasti telah saya katakan pada si kakek itu pada saat itu sebagai jawaban, "Mboten ngangge ndean mbah" ("Tidak pakai 'mungkin' mbah") karena kita orang beriman itu harus yakin (bahwa amalan ibadah kita yang kita lakukan memang untuk bekal kita hidup di akhirat kelak).

::Saya tulis sebagai pengingat, karena mungkin saya dan anda sekalian masih terkadang tergelincir dalam perkataan yang membawa keragu-raguan seperti itu.

Apakah menunggu dikatakan kepada kita secara nyata:
'QS44:50. Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu selalu kamu meragu-ragukannya.'
#baru kita yakin?

Posting Komentar untuk "Sesungguhnya ini adalah azab yang dahulu selalu kamu meragu-ragukannya"