Tafsir surat al maun, Syaikh Assadi

📖 Ringkasan  Tafsir Surat Al-Ma'un (Syaikh As-Sa'di)

Surat Al-Ma'un adalah surat Makkiyah (diturunkan di Mekkah sebelum hijrah), terdiri dari 7 ayat. Surat ini menjelaskan sifat-sifat pendusta agama dan ancaman bagi mereka.

1. Pendusta Agama (A ra`aitallażī yukażżibu bid-dīn)

  • Yang dimaksud dengan pendusta agama (yukażżibu bid-dīn) dalam ayat ini adalah orang yang mendustakan hari kebangkitan dan pembalasan (hari Kiamat/hari Penghisaban). Ini adalah ciri utama dan akar dari semua sifat buruk yang disebutkan selanjutnya.
  • Syaikh As-Sa'di menjelaskan bahwa Allah mencela mereka yang meninggalkan hak Allah dan hak hamba-Nya.
    • Hak Hamba/Makhluk (Ayat 2-3 & 7): Terkait dengan perlakuan terhadap sesama, seperti anak yatim dan orang miskin, serta enggan memberikan bantuan.
    • Hak Allah (Ayat 4-6): Terkait dengan pelaksanaan shalat dan amal ibadah lainnya.

2. Sifat-sifat Pendusta Agama

A. Menghardik Anak Yatim dan Tidak Menganjurkan Memberi Makan Orang Miskin

  • Menghardik Anak Yatim (Fażālikallażī yadu‘‘ul-yatīm): Artinya menolak anak yatim dengan kasar dan keras, bahkan berlaku zalim terhadap hak-hak mereka. Mereka tidak punya belas kasih karena hati mereka keras dan tidak beriman kepada pahala dan siksa.
  • Keutamaan Anak Yatim: Benar, Islam sangat memuliakan anak yatim. Nabi ﷺ bersabda: “Aku dan orang yang menanggung hidup anak yatim di surga bagaikan kedua jari ini,” sambil beliau menunjukkan jari telunjuk dan jari tengah.
  • Tidak Mendorong Memberi Makan Orang Miskin (Wa lā yaḥuḍḍu ‘alā ṭa‘āmil-miskīn): Mereka ini tidak menganjurkan orang lain, bahkan diri mereka sendiri dan keluarga mereka, untuk memberi makan orang miskin. Ini menunjukkan kekikiran mereka yang ekstrem; jangankan berbuat kebaikan, mendorong orang lain pun tidak. Syaikh As-Sa'di menegaskan bahwa ketidakpercayaan pada hari pembalasan membuat mereka menganggap kebaikan adalah kerugian.

B. Lalai dalam Shalat, Riya', dan Enggan Memberikan Barang Berguna

  • Lalai dari Shalat (Allażīna hum ‘an ṣalātihim sāhūn):
    • Kecelakaan (Fawailun) adalah ancaman keras bagi mereka yang shalat namun memiliki sifat-sifat ini.
    • Syaikh As-Sa'di menafsirkan Sāhūn (lalai) di sini adalah orang-orang yang melalaikan shalat mereka secara keseluruhan, baik dengan mengakhirkan waktu shalat hingga keluar waktunya, atau tidak menyempurnakan rukun-rukunnya seperti rukuk dan sujud secara sempurna.
    • Perbedaan penting: Lalai dalam konteks ini adalah melalaikan diri dari shalat (‘an ṣalātihim), bukan hanya lupa di dalam shalat (fī ṣalātihim), sebab lupa dalam shalat bisa terjadi pada Nabi ﷺ dan umatnya, dan itu dimaafkan.
  • Riya' dalam Beramal (Allażīna hum yurā`ūn): Mereka beramal tidak ikhlas, melainkan hanya untuk dilihat dan dipuji manusia. Riya' menghilangkan pahala amal.
  • Enggan Memberikan Barang Berguna (Wa yamna‘ūnal-mā‘ūn):
    • Al-Ma'un adalah segala sesuatu yang bermanfaat ringan yang biasa dipinjamkan di antara manusia, seperti peralatan rumah tangga, atau manfaat-manfaat kecil lainnya.
    • Syaikh As-Sa'di berkata, mereka yang kikir (bakhil) dalam hal-hal ringan yang tidak memudharatkan (tidak mengurangi harta) apabila dipinjamkan, maka sudah pasti mereka akan lebih kikir lagi dalam meminjamkan barang yang lebih berharga. Ini menunjukkan rendahnya kadar kemanusiaan dan kemurahan hati mereka.


3. Kesimpulan dan Anjuran

Surat ini secara keseluruhan menjadi anjuran untuk menunaikan hak Allah (dengan shalat dan amal ikhlas) dan hak hamba-Nya (dengan menyayangi anak yatim, memberi makan fakir miskin, dan memberikan bantuan kepada sesama).

Posting Komentar untuk "Tafsir surat al maun, Syaikh Assadi"