Merenungkan hari kebangkitan
Akidah utsul tsalatsah.
Manusia setelah mereka mati akan dihisab dan akan diberikan balasan sesuai amalnya di dunia.
Orang yang mengingkari hari kebangkitan adalah kafir.
Tahun 1960 ana ada banyak doktrin tentang keyakinan kufur komunis yang mengangkat bahwa tidak ada kehidupan setelah kematian.
Ada argumen untuk menjelaskan hari kebangkitan, berita yang ada dari ayat dan hadist menunjukkan adanya kebangkitan. Setiap seseorang tidak mengingkari bahwabia adalah mahluk yang asalnya tidak ada, sehingga Allah yang menciptakan pertama kali dari yang seblumnya tiada maka akan lebih mudah lagi untuk mengembalikan.
Bahwasanya hikmah adanya kebangkitan, adalah untuk membalas segala amalan sehingga tidaklah sia-sia penciptaan manusia di semesta dalam ini. Agar masing-masing jiwa akan dibalas dengan seadil-adilnya.
Dan barangsiapa mendustakan hari kebangkitan maka dia telah kufur. Dalilnya adalah dalam alqur'an, bahwa orang-orang kafir itu menolak adanya hari di mana manusia nanti dibangunkan dari kematian untuk kemudian mereka akan dihisab di hadapan Allah azza wal jalla.
Allah subhanahu wata'ala telah mengutus para rasul memberikan kabar gembira tentang surga dan pahala yang besar, dan neraka serta adzab yang pedih sehingga tidak ada lagi alasan untuk manusia di hadapan Allah kelak setelah diutusnya para rasul.
Nanti orang-orang kafir dan musyrikin akan berkata bahwa jikasaja mereka dahulu mau mendengar dan berfikir maka mereka akan beruntung tidak mengalami siksaan yang menyakitkan.
Setelah meninggalnya rasulullah jika ada yang mengaku menjadi nabi maka pastilah mereka berdusta karena pintu kenabian telah ditutup dengan diutusnya rasulullah muhammad sholallahu'alaihiwassalam.
Dan sungguh-sungguh telah Allah utus kepada tiap kaum rasul yang menyeru untuk beribadah pada Allah dan menjauhi taghut.
Posting Komentar untuk "Merenungkan hari kebangkitan"
silahkan berkomentar