Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir & Jalalain Surat Al Anam ayat 2

Ringkasan Tafsir Surah Al-Anaam, Ayat 2:

هُوَ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن طِينٍ ثُمَّ قَضَىٰ أَجَلًا وَأَجَلٌ مُّسَمًّى عِندَهُ ثُمَّ أَنتُمْ تَمْتَرُونَ

Dialah Yang menciptakan kamu dari tanah, sesudah itu ditentukannya ajal (kematianmu), dan ada lagi suatu ajal yang ada pada sisi-Nya (yang Dia sendirilah mengetahuinya), kemudian kamu masih ragu-ragu (tentang berbangkit itu). (Indonesian)

➤ Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir – Al-An’am Ayat 2

Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat ini menegaskan keesaan dan kekuasaan Allah. Allah-lah yang menciptakan manusia dari tanah, yaitu penciptaan Nabi Adam sebagai asal manusia. Setelah itu, Allah menetapkan ajal bagi setiap manusia, yaitu waktu hidup dan kematiannya yang telah ditentukan sejak awal.

Kemudian disebutkan “ajal lain yang ada di sisi-Nya”, yaitu hari kebangkitan, hari akhir, hari ketika seluruh manusia dibangkitkan untuk dihisab. Ajal pertama adalah kematian individu, sedangkan ajal kedua adalah hari kiamat yang tidak ada seorang pun mengetahuinya selain Allah.

Namun, meskipun semua tanda kekuasaan Allah telah jelas, manusia masih meragukan kebangkitan, mempertanyakan apakah mungkin dibangkitkan setelah mati dan menjadi tanah. Ayat ini mencela keraguan tersebut dan mengingatkan bahwa Allah yang mencipta dari tanah tentu mampu membangkitkan kembali.

---

➤ Ringkasan Tafsir Jalalain – Al-An’am Ayat 2

Menurut Tafsir Jalalain, ayat ini menjelaskan bahwa Allah adalah Dzat yang menciptakan kalian dari tanah, yaitu penciptaan Adam. Setelah itu Allah menetapkan ajal, yaitu batas waktu hidup setiap manusia di dunia.

Sedangkan “ajal yang ditentukan di sisi-Nya” adalah hari kiamat, waktu pasti yang hanya Allah ketahui dan tidak diberitahukan kepada siapa pun. Jalalain menegaskan bahwa kedua ajal ini berbeda: satu untuk hidup dan mati manusia, satu lagi untuk hari kebangkitan.

Setelah semua penjelasan ini, manusia tetap ragu-ragu tentang kebangkitan dan pengumpulan kembali pada hari kiamat. Keraguan itu disebut sebagai sikap ingkar, padahal kekuasaan Allah sudah sangat jelas.